Jadi begini...
Tetang cerita di tahun 2011.
Hujan turun menyambut kami di bandara Bandara Internasional Tan Son Nhat Vietnam. Tidak ada perbedaan waktu dengan Jakarta. Bagian imigrasi malam itu buka loket sampai 20-an dan malam itu ruangan dipenuhi oleh sebagian besar turis dari Indonesia.
Tetang cerita di tahun 2011.
Hujan turun menyambut kami di bandara Bandara Internasional Tan Son Nhat Vietnam. Tidak ada perbedaan waktu dengan Jakarta. Bagian imigrasi malam itu buka loket sampai 20-an dan malam itu ruangan dipenuhi oleh sebagian besar turis dari Indonesia.
Menukarkan kurs dollar ke
VND di bandara dan memesan taxi untuk menuju downtown, Ben Than Market di
distrik 1 adalah hal pertama yang kami lakukan. Cukup 20 menit perjalanan dari Bandara menuju Ben Than Market. Taksi berhenti tepat dibelakangnya, kami lalu berjalan menyusuri jalan. Mencari penginapan. Tidak sulit mencari penginapan disini dan banyak pilihan penginapan murah.
Setelah mendapatkan hotel, kami mencari makan malam. Waktu menunjukan pukul 9 malam, perut sudah terkoyak lapar dan menangih untuk diberi asupan energi
kembali. Menurut pengelola hotel kami, jarak 2 blok ada rumah makan Malaysia menjajakan makanan halal.
Sebelum kaki kami meninggalkan hotel, diperingatkan untuk berhati-hati karena
banyak pencopet/penjambret berkeliaran disini
Ben Than Market ramai malam itu dengan turis yang berseliweran. Mengingatkan saya pada suasana
malam minggu di simpang lima, Semarang. Kota dimana saya kuliah dan trip ke Vietnam kali ini bersama kawan-kawan kampus. Lengkap sudah, kami sekalian reuni.
Pedang kaki lima menjajakan dangannya. Baju, kaos, makanan dan sampai celana dalam. Pemandangan malam itu berpadu dengan bau jalanan setelah hujan, sebuah suasana yang membahagiakan apalagi ini adalah trip mancanegara kami yang perdana.
Pedang kaki lima menjajakan dangannya. Baju, kaos, makanan dan sampai celana dalam. Pemandangan malam itu berpadu dengan bau jalanan setelah hujan, sebuah suasana yang membahagiakan apalagi ini adalah trip mancanegara kami yang perdana.
NV. HALAL, itulah restoran yang
akan kami tuju. Sebuah Rumah Makan khas Malaysia. Beruntung kami adalah
pengunjung terakhir sebelum mereka tutup kedai. Harga yang ditawarkan tidak
jauh dengan harga di Indonesia. Cukup lah untuk kantong kami. Ada nasi goreng,
mie goreng dan sayur-sayuran.
Kami berencana untuk menikmati
malam kota Ho Chi Minh sebab ini malam pertama kami disini.
Takjub dengan pengalaman pertama di negeri orang, tak akan kami lepas begitu saja kebahagian ini. Kami mendokumentasikan pengalaman ini dengan berfoto-foto centil disetiap sudut kota. Kebahagian itu membuat kami lupa diri hingga kami sadar: Penjambret menarik kamera di tangan kami menggunakan motor.
Kami bengong sejenak!
Anjir lah.. ini malam pertama dan sudah dijambret? Di Kampung orang?
*hening*
Lalu salah satu dari kami berteriak. Kemudian kami berteriak memaki dan berharap akan banyak orang yang mengejar itu maling. Tapi Vietnam malam itu sibuk dengan urusannya masing-masing. Kami mengejarnya, berusaha mengejar penjambret dengan motor itu tapi tenaga motor maling itu sepertinya sudah paham kalo harus memacu dapur mesin dengan ganas agar tidak tertangkap.
Takjub dengan pengalaman pertama di negeri orang, tak akan kami lepas begitu saja kebahagian ini. Kami mendokumentasikan pengalaman ini dengan berfoto-foto centil disetiap sudut kota. Kebahagian itu membuat kami lupa diri hingga kami sadar: Penjambret menarik kamera di tangan kami menggunakan motor.
Kami bengong sejenak!
Anjir lah.. ini malam pertama dan sudah dijambret? Di Kampung orang?
*hening*
Lalu salah satu dari kami berteriak. Kemudian kami berteriak memaki dan berharap akan banyak orang yang mengejar itu maling. Tapi Vietnam malam itu sibuk dengan urusannya masing-masing. Kami mengejarnya, berusaha mengejar penjambret dengan motor itu tapi tenaga motor maling itu sepertinya sudah paham kalo harus memacu dapur mesin dengan ganas agar tidak tertangkap.
Vietnam masih kalem. Bahkan langit tetap teduh sehabis hujan. Tidak ada tanda-tanda langit gusar dan mengalirkan halilintarnya ke penjambet tersebut. Atau angin puyuh yang menghadang tetap di depan motor penjambret itu. Vietnam tenang malam itu.
Kami marah dan kecewa. Tapi apa daya, tiap musibah tak kenal waktu dan dimensi. Kami kurang hati-hati.
Selamat malam Vietnam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar