Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan

Senin, 03 November 2014

PENGALAMAN LARI MALAM JUMAT DI SEMARANG

"Mlayu Sak Kesele, Kakancan Sak Lawase"

Beruntung ketika saya di Semarang pada hari Kamis malam, karena ketika itu Semarang Runners -- komunitas masyarakat semarang yang gemar kegiatan olahraga lari -- mengadakan kegiatan rutin Playon Kemis Bengi (PKB). Playon dalam bahasa jawa berati "Lari", sudah paham kan kenapa kegiatan ini diberikan nama seperti itu. hehe...

Kegiatan PKB adalah fun run jarak 5 Kilometer. Acara dimulai jam 19.00 dari Balaikota Semarang. Peserta yang hadir kemarin cukup banyak, malam itu Kota Semarang cerah. Sebelum lari, dilakukan pemanasan terlebih dahulu yang dipimpin oleh beberapa "panitia", setelah itu pemanasan dipersilakan sendiri sesuai kebutuhan masing-masing. 

Dibagi menjadi dua grop besar, Group Cinta Damai dan Group Huru-hara.

Group Cinta Damai adalah peserta yang berlari santai, sedangkan Group Huru-hara adalah peminat lari sprint. Start dari Balaikota dimulai dengan Group Cinta Damai, jeda beberapa saat baru Group Huru-hara mulai berlari. Saya masuk Group Cinta Damai. Malam itu saya lari telanjang kaki, karena malas bawa dua sepatu sebab saya harus melanjutkan perjalanan ke Jogja dan Bandung. Jalur Playon Kemis Bengi adalah: start dari Balaikota Semarang - Jl. Gajah Mada - Simpang 5 (Mesjid Simpang Lima) - Jl. Pandanaran - Finish Balaikota. 

Nyaman Barefoot

Barefoot atau nyeker selama PKB saya akui sangat nyaman. Trotoar yang cukup lebar dan bersih memberikan kenyaman pada kulit kaki saya. Kawan saya bercerita bahwa petugas kebersihan Kota Semarang memang rajin. Sempat beberapa Trotoar dipakai oleh Pedagang Kali Lima berjualan, namun hanya beberapa spot saja. Saya menikmati malam itu, dan jujur saja PKB adalah pengalaman pertama saya berlari dengan komunitas. Saya biasa olahraga lari sendiri atau maksimal 4 orang saja hehehe...

Group Cinta Damai dan Group Huru-Hara bertemu di Masjid Simpang Lima. Peserta beristirahat dan menunggu peserta lainnya. Setelah kumpul semua, dilanjutkan dengan berfoto berjamaah di depan Masjid Simpang Lima. Jarak yang ditempuh dari Balaikota - Simpang Lima adalah 3 Kilometer.

Setelah puas foto bareng, dilanjutkan dengan menyusuri Jl. Pandanaran dengan lari bareng atau tidak dibagi menjadi group lari sampai Balaikota.Pandanaran merupakan jalur sibuk di Kota Semarang, harus hati-hati karena kadang ada motor yang berbelok kencang atau mobil yang mundur dari tempat parkirnya.

Sampai balaikota disambut dengan sedus air minum gelas. Sejenak istirahat dan kemudian pendinginan bersama. Tak lupa foto-foto bareng dengan peserta lainnya.

Ohya, sebelum pulang saya di sapa oleh mahasiswa Undip. Saya lupa awalnya setelah dia bercerita pernah belajar di kantor saya. hahaha.. Ternyata dia juga baru pertama kali ikut PKB ini. Jadi, kawan-kawan yang kebetulan ke Semarang pada Malam Jumat dan mau olahraga lari bareng silakan aja dateng jam 19.00 di Balaikota Semarang.

Selain Kemis Malam, Semarang Runners juga ada kegiatan Playon Minggu Isuk artinya Lari Minggu Pagi.

#marilari #ayomlayu

More info tentang Semarang Runners:


Jalur Playon Kemis Bengi

Cah-cah Semarang Runners

Kamis, 18 September 2014

DI SUDUT RUANG PELAYANAN MASYARAKAT

 

Sabtu pagi emang enak buat mandiin motor, buat semua kerak-kerak yang menempel di badan motor. Tapi kok Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) atau yang sering disebut plat motor saya sudah lewat batas tahun nya. Sudah empat bulan.

Saya kemudian ingat jika plat TNKB di kota saya habis. Empat bulan yang lalu ketika saya membayar pajak motor petugas ketika itu bilang jika ketersediaan TNKB enam bulan mendatang.

Dari tempat cucian motor saya iseng nelpon petugas yang nomor hapenya tertera dibalik STNK. Nomor petugas tersebut memang diberikan untuk mengetahui status TNKB apakah sudah ada atau belum. Beruntungnya saya walau tidak harus menunggu TNKB baru sampai enam bulan penuh. Meluncurlah saya ke kantor Samsat langsung dari tempat cucian motor.

Sampai kantor samsat saya menuju tempat khusus pengambilan TNKB. Mudah, saya cukup bertanya pada petugas yang berada dekat saya, jawaban yang ramah sambil menunjukan arahnya. Kemudian saya menanyakan dimana loket pengambilan TNKB, karena ruangan yang ditunjukan oleh petugas sebelumnya ada banyak loket. Saya dengan mudah mendapatkan informasi loket yang saya butuhkan.

Seperti biasa, saya mengantri dan menunggu dipanggil. Setiap masyarakat yang namanya dipanggil ke loket, pas didepan loket ada adegan percakapan singkat dengan petugas didalamnya. Yah... saya sepertinya paham. Nama yang dipanggil berikutnya juga melakukan hal yang sama.

Nama saya dipanggil. Percakapan yang saya liat tadi selanjutnya saya alami.
Petugas didalam loket berkomunikasi singkat, "Berapa aja,pak.."

Saya paham. Saya ambil dua lembar uang dua ribu rupiah dari dalam tas saya. Kemudian saya melenggang keluar ruangan tersebut.

Ketika saya membayar pajak motor, semua saya bayarkan bahkan dengan denda keterlambatan pembayaran pajak. Petugas loket pembayaran juga sudah memberitahu bahwa saya juga membayarkan biaya pembuatan TNKB tersebut. Jadi, saya tinggal ambil aja TNKBnya.

Ketika TNKB telat datang hampir empat bulan, saya pun dikenakan biaya "Berapa aja" mungkin sebagai uang lelah menempa plat terbuat dari besi dan memberi kelir pada angka dan huruf di plat tersebut. Ah, 4000 rupiah untuk 5 tahun kedepan tak apalah, begitulah pikirku ketika meninggalkan kantor Samsat itu.

Disudut Ruang Lainnya

Pengalaman yang berbeda ketika saya urus legalisir SKCK. Buat pencari pekerjaan tentunya paham SKCK. Ketika pembuatan SKCK cukup mudah dan cepat, kebetulan saya tidak bisa melegalisir pada hari yang sama. Ketika saya akan melegalisir pada hari berikutnya, petugas "berapa aja" sempat mengajak saya berkomunikasi.

Seperti hal masyarakat lainnya, saya merasa ini praktek yang biasa... hahaha *malu*

Ketika saya ambil dompet, ternyata hanya ada selembar duit merah seratus ribu rupiah. Kok, saya baru ingat hari itu adalah tanggal tua. Dengan hati yang berat saya serahkan duit satu-satunya di dompet, petugas yang menerimana menanyakan "gada uang kecil aja?".

"berapa,pak?", tanya saya.
"terserah mas aja, kayak biasa aja", jawab petugas.
"biasanya bukanya legalisir gak bayar pak?", jawab saya.
"yaudah ambil aja,mas", sambil agak kesal dan memberikan balik uang seratus ribu saya.

Saya meninggalkan loket tersebut, ada rasa senang dihati entah kenapa. 

***
Tulisan tentang pengalaman saya mungkin banyak yang mengalaminya, praktek transaksi "berapa aja" udah membudaya di sudut-sudut ruang pelayanan masyarakat sehingga ketika memberikan uang kepada petugas tidak ada rasa bersalah. Padahal tau ini hal tidak benar. 

Seperti foto diatas, Mereka memang belum sempurna. Yuk, mari kita doakan agar mereka terus selalu berusaha. Ini Indonesia, kita, dilatih iklas di sudut ruang pelayanan masyarakat. Semoga Indonesia semakin bagus pelayanan masyarakatnya.

Salam.



Rabu, 03 September 2014

Berusaha Ayam

Saya pernah berusaha pembesaran ayam skala mini-mikro. Walaupun berakhir dengan kegagalan, semua ayam-ayam mati kurang dalam sebulan. 'kan namanya juga usaha <--membesarkan hati. Rencananya saya beli anak-anak ayam kemudian dikasih makan dan dirawat dengan baik, menurut perhitungan ketika Lebaran ayam-ayam akan tumbuh kembang menjadi ayam siap jual.

Gagal emang, tapi saya punya dokumentasi ketika pertama kali membeli bibit ayam saya. Semoga gak kapok berusaha <--kembali membesarkan diri.

Dari Depok saya naik motor matic ke Pasar Lokomotif, Jakarta Timur. Pasar ini berada di Jatinegara, tidak jauh dari Stasiun Kereta Jatinegara.

Pengetahuan saya tentang ayam Nol Besar. Bermodalkan semangat juga Nekat. Beli beberapa bibit ayam dimasukan kedalam kardus dan siap meluncur ke Cibinong, Depok.

Dua hari anak-anak ayam ini didalam kandangnya Depok dilanda hujan tak berkesudahan. Entah anak ayam ini stres karena kedinginan atau galau dengan kandang baru, satu per satu tumbang.

Gugur sebelum takbiran. Ini cerita saya tentang berusaha ayam skala mini-mikro.

Terimakasih sudah membaca dan selamat menikmati foto dokumentasinya.

 


 

Sabtu, 09 Agustus 2014

tidur

hamba mohon, janganlah Engkau sungkan mengetuk dahulu jika hanya dalam niat Engkau kan tiba. dalam lubuk yang terdalam hamba berlari untukMu. mungkin hati ini terlalu pekat hingga banyak yang tersembunyi tidak tersibak.
Tuhan, jika engkau dalam perjalanan memeluk hamba untuk menuntun jalan ini. Tolonglah, Engkau ketuk hati hamba walau hamba masih jauh disini.

Kamis, 07 Agustus 2014

coba

rencana saya mau coba ngeblog kembali dengan smartphone. coba-coba aja.

semoga menyenangkan hari ini.

salam,
tipank

Minggu, 13 Juli 2014

pagar-pagar

berdua, dibawah jendela yang terbuka. amin bercerita.
saya hanya mendengar. dan, tidak bisa bertanya apalagi menyanggah.

amin bercerita lebar. salah satunya cerita tentang pagar.

manusia itu berbeda-beda. seperti memiliki pagar-pagar sendiri yang harus dilompati. pagar tersebut berbeda-beda. kita yang memasang pagar tersebut. kita yang menentukan tinggi pagar tersebut. dan, kita yang menentukan dengan bagaimana cara melewati pagar tersebut. bukannya sibuk memikirkan pagar orang lain dan melupakan pagar sendiri.

July 8, 2010 at 3:34pm

Selasa, 10 Juni 2014

Ajarkan Saya

ajarkan saya mengenal dunia yang luas ini.
dengan berbagai keindahan alam dan bukan keburukan disisi lainnya.
dengan berbagai keramahan manusia didalamnya dan bukan curiga disisi lainnya.
dengan berbagai kesederhanan didalamnya dan bukan ketamakan disisi lainnya.
dengan berbagai kasih sayang didalamnya dan bukan kebencian disisinya.

ajarkan saya bagaimana cara bermanfaat didunia yang luas ini.
ajarkan saya melangkah walau mungkin ketika melangkah akan tergelincir.
ajarkan saya melangkah karena pilihan lebih baik daripada berdiam diri,
ada banyak pelajaran didalamnya.

lelaki harus pergi namun pasti akan kembali

August 28, 2010 at 12:18pm

Sabtu, 10 Mei 2014

Lelaki Matahari

... malam sudah sangat pahit, sepahit ampas kopi di gelas pak hansip. Rembulanpun mulai sangat pucat setelah hampir semalam penuh memantulkan spektrum warna-warni sang Mentari dari pojok Bumi yang bersebelahan. Sesekali, kokok ayam berterbangan bersama debu angin Subuh berkejar-kejaran dengan sayup Wirid suara Pak Tisna dari moncong Toa Musollah.

Para Ojekmen sudah nongkrong indah di perempatan warung bu Ali. dan, Ojekers sesekali berdatangan menggilir ojekmen sesuai nomor urutannya. pelan dan pasti, silau jingga pagi melompat-lompat kecil di batas cakrawala. Dengan sangat lembut mencoba mengusir dingin malam tadi. sayangnya, untuk kali ini matahari harus bersabar mengusir dingin malam, semalam hujan turun cukup lebat. dingin terbawa pergi bersama angin ojek-ojek ojekmen pagi ini.

Keluar dari pagar dengan gagah pekasa, lelaki matahari...
dengan sangat motonon yang reguler, membaur bersama jakartans. menikmati matahari,macet dan hutan beton ibukota.

---

June 4, 2011 at 9:01am

Jumat, 28 Maret 2014

Festival Prabu Geusan Ulun di Sumedang

Bermodalkan sepeda motor (pinjam... hehehe) saya melaju menuju Sumedang dari kosan di Jatinangor. Sekedar ingin tahu seperti apa kota Sumedang itu. Sebelum masuk bedug Dzuhur saya sudah masuk kota ini yang ternyata sedang ada perayaan Festival Prabu Geusan Ulun. Pusat kota ditutup dan menyebabkan beberapa jalan macet karena Sumedang adalah jalur utama Bandung - Pantura. Motor saya harus beberapa berhenti karena dipersimpangan jalan mengantri truk besar dan bus antar provinsi.

Rabu, 05 Maret 2014

NASIONALIS

Jadi begini, ada pertanyaan pagi di dalam kepala saya. Apa Nasionalis itu?

Sebagai pelajar adalah hal menyebalkan --bagi saya, ketika itu-- kegiatan senin pagi dan sabtu sore. UPACARA BENDERA. Saya harus jujur, saat itu pernah ngumpet di kantin atau beberapa kawan berpura-pura sakit bobok di UKS. Entah mengapa ketika itu malas sekali berdiri tegap dan hormat ketika Upacara Bendara. Selalu ada hal yang dilakukan untuk iseng dengan kawan. Saya atau mungkin sebagian besar kawan, memang hanya iseng saja. Saling bercanda. Bukannya kami tidak menghormati Negeri ini dengan ledah ledeh pas uapacara bendera. 

Sesuatu yang dipaksakan memang memberikan banyak cara bagi remaja untuk membakar kebosanan paksaan itu. 'tul ga? 

Hampir 12 tahun wajib belajar saya tidak merakan sesuatu yang fantastis ketika bernyanyi Indonesia Raya pas upacara. Apakah kawan-kawan juga merasakan hal serupa?

Hingga suatu pagi beberapa tahun setelah saya terakhir mengikuti upacara bendera, saya berdiri diatas ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut. Saya berdiri diatas sisa tenaga yang sudah terkuras ketika melakukan pendakian, malam sebelumnya. Di atas puncak Merbabu, Jawa Tengah, semangat hidup saya terisi kembali bersamaan saya membentangkan Sang Saka Merah Putih dengan kedua lengan saya yang bergetar. Menyanyikan dengan lantang Lagu Indonesia Raya. Hari itulah saya merasakan magic moment dari sebuah upacara bendera.

Padahal, kalo dipikir kembali, buat apa saya membentangkan Bendara Merah Putih dengan kedua lengan saya diatas puncak merbabu? Lah, Merbabu kan gunung di Indonesia. Buat apa saya menandai Merah Putih di gunung ini sedangkan Indonesia sudah lama merdeka. Entah, saya ingin saja. Gagah sepertinya :)

Saya pun sering melihat para pendaki gunung yang membentangkan dengan sangat bangga bendera Merah Putih di setiap dokumentasi pendakian mereka. Saya benar ga? hehe..

Adalah para backpaker Indonesia yang berkeliling Dunia dan mendokumentasikan perjalannya dengan foto bersama bendera Merah Putih. Sekarang, saya juga sering melihat para peserta kegiatan marathon yang diadakan di luar negeri. Perhatian semua foto-foto itu, mereka bangga membentangkan bendera Merah Putih.

Satu lagi deh.. pernah merasakan aura membara Gelora Bung Karno ketika pertandingan sepok bola melawan negara tetangga? Jujur saya belum pernah hehe.. Berdasarkan cerita beberapa kawan yang bernah mengalami ditambah cerita adik perempuan saya, katanya CADAS abis! Bahkan mereka menitikan air mata ketika satu GBK menyanyikan Indonesia Raya. Sudah pasti, seperti yang saya liat di tipi, ada bendera merah Putih segede-gede gaban.

so, apakah para pendaki gunung, para peserta marathon dan suporter sepak bola itu Nasionalis?
Apakah mereka pernah boring Upacara Bendera ketika mereka sekolah dulu?

Sekian.
Salam.


Rabu, 26 Februari 2014

Ini (yang) Terjadi

Jadi begini, apapunyang terjadi ketika kamu sedang Tugas Akhir atau Skipsi adalah BEBAS berungkap apapun selama itu bisa menjadi motivasi dalam menghajar itu Tugas Akhir. Disaat semua prokonco sudah merasakan Indahnya Panggung Wisuda lengkap dengan Toga maka (ketika itu) menulis yang saya bacapun sekarang juga binggung.. hah haha


 ***



"...soalnya memang kertas-kertas yang lebih bisa dipercaya. Lebih bisa dipercaya daripada mulut penulisnya sendiri" (Rumah Kaca, Pram).

Senin, 17 Februari 2014

Totto-chan: Mambaca Dunia Anak

Membaca buku ini di beberapa bab kadang membuat saya jengkel, ada ya tokoh  ibu dan guru sebijaksana dalam buku ini. Apa iya? hahaha...

Saya menikmati buku ini karena Totto-chan, tokoh utama dalam buku ini, menyeret saya masuk kedalam labirin ingatan masa lalu. 

Saya ketika kecil punya banyak cita-cita. Bisa berubah dalam beberapa hari saja, diantara cita-cita saya adalah sesuatu yang sepele seperti:

Ingin menjadi kusir delman --ketika saya kecil, invasi motor bebek belum booming. Moda transportasi pas untuk keluarga adalah delman-- dikarenakan setelah pulang dari rumah saudara menggunakan delman. Hemm... Sepertinya seru sekali bisa nyetir seekor kuda dan membawa keluarga bepergian.

Atau cita-cita ingin menjadi sopir angkot yang keren bisa zig-zag mengendari mobil. Keren.

Senin, 03 Februari 2014

Sembilan Sapu

sembilan sapu berdiri tegak. patah diujung atasnya. sembilan sapu patah namun berdiri tegak. ijuk sapu hitam dan sedikit keriting. basah. ijuk sapu sedikit basah dan patah di ujung. berdiri tegak. aku berdiri tegak, sedikit berkeringat. memengang sembilan sapu yang patah semua di ujungnya. sembilan-sembilanya dipegang. dalam genggaman. sembilan sapu berdiri tegak dan sedikit basah diantara para kecoak-kecoak yang terkapar tak bernyawa. delapan ekor diatas lantai kamar mandi. delapan ekor berumur satu tahun,mematahkan ujung sapu sembilan buah. delapan ekor. satu tahun...
---
October 11, 2011 at 11:09pm

Minggu, 02 Februari 2014

Banjir di Desa Tanjang, Pati

Jakarta sudah bersiap hadapi banjir sebelum terompet tahun baru 2014 ditiup. Tentu saja Pemerintah  Ibukota berupaya agar Jakarta tidak kebanjiran, apalagi Istana yang mulia harus bebas banjir.

Namun ada sebuah daerah yang mungkin kawan sekalian (mungkin) belum pernah mendengarnya, sebuah kejadian yang jauh dari paparan berita nasional karena tenggelam bersamA berita heboh penangkapan Anggoro Widjojo. Saya ingin berbagi cerita tentang banjir dari Jasmine Amelia di Jawa Tengah.

Begini ceritanya...

Senin, 13 Januari 2014

Kumaha Aing!

Jadi begini..

Saya sadar kalo saya pemalu. Label "pendiem" sudah biasa disematkan kepada saya. Padahal saya itu pemerhati yang baik loh. haha

Sulit pula untuk ikut "masuk" dalam obrolan kawan-kawan baru. Tapi, saya mencoba untuk tidak terlalu kaku dan mencoba pula berbagi cerita yang saya punya. Walo kadang masih ada perasaan canggung ketika saya memulai bercerita terutama ketika beberapa pasang mata mulai memperhatikan saya. Kadang membuat cerita saya mulai menari poco-poco gak karuan.

Saat ini saya sedang senang bercerita dengan foto. Lebih aman. Saya biarkan saja orang melihat dan menilai foto saya seperti apa. Nah! Masalahnya... Ketika mulai banyak yang kasih komentar, saya masuk kedalam dua dunia:
pertama--> gatal menekan rana, share di socmed. semangat dan happy.
kedua--> saya gemeteran untuk menekan layar sentuh ponsel sambil memikirkan balasan komentar seperti apa yang harus saya berikan haha..

Intinya saya senenang mengambil gambar dengan ponsel saya saat ini kemudian berbagi foto tersebut di akun Instagram saya. Kemudian saya teringat kata-kata Feri Latif salah seorang PhotoJurnalis Kompas: Kamera Aing! Kumaha Aing!

Berikut beberapa foto saya.
Selamat menikmati.
Salam.


Bandung!

Kamis, 09 Januari 2014

Surat Untuk Hujan

: tolong sms saya jika kau turun hari ini.

jika kau sempat kirimkan juga jadwal mu ke email saya, lengkap dengan lima (5) katagori :
hujan gerimis,
hujan lebat,
hujan angin,
hujan dari samping
dan hujan dengan air dari bawah

saya hanya ingin cocokan jadwal dengan beberapa kawan agar bisa saya nikmati hujan mu, pelangi dan senja.

eniwei, semalam sang petir cukup perkasa mengoyak nyali, sampaikan salam saya.
maturnuwun

---
March 24, 2010 at 4:16pm

Rabu, 08 Januari 2014

Mata Air Mata Kehidupan

ini bukan sekedar Roket. juga bukan tentang sepatu kaca yang sempat tertinggal.
tidak pula apel merah ranum yang membuat tidur.

Ini sebuah mata air mata kehidupan.

mata air mata kehidupan (kadang) mengalir dengan diam-diam di samping tembok kamar tertutup.
mata air mata kehidupan penyangga kehidupan lainnya. Kehidupan Semesta.
mengalir dari mata air yang suci untuk sebuah masa depan. penuh cinta,penuh kasih sayang.

ini tentang mata-air air-mata kehidupan.

tentang seorang wanita.
seorang istri dan ibu dari anak-anak.

air mata yang mengalir menjadi mata air yang kapan pun bisa mencurahkan hati beliau -walau kita tidak pernah tahu-

"Aku Cinta dengan Sangat, Ibu!"

[setelah baca sebuah tulisan berjudul "mengapa Ibu menangis?" dan apa yang terjadi sore tadi]

---
July 5, 2009 at 2:09am


Selamat Datang Penghujan

di ujung gang sudah menunggu, para komplotan bersarung hijau. hanya segaris mata yang terlihat. seluruh mukanya tertutup, hidung dan mulutnya tersembunyi rapat-rapat. seperti belati tajam yang tersembunyi di balik jubah hitam pekat itu.

langit senja hampir menghitam di angkasa, menjelang bedug adzan magrib. sesekali kelalawar keluar dari goa yang berada tak jauh dari ujung gang itu. komplotan bersarung masih menunggu. entah siapa yang ditunggu. sesekali percikan api kecil-kecil tampak sekilas dari seberang ujung gang. asap mengepul ke udara menghilang dan ke utara terbawa angin mendung.

angin malam tiba perlahan sejak sendal terakhir meninggalkan tangga masjid. hari sudah lepas isya. mic dan toa masjid sudah di gembok ganda. tromol masjid dikuras, dihitung dicatat dan disimpan baik-baik.

malam sudah pekat, kabut turun sangat cepat. dan, segera hujan. deras.
sesekali masih tampak asap kecil berusaha keras mengepul ke udara melawan tetes hujan. malam itu hujan dan angin.

---
Tulisan Lama: October 24, 2011 at 11:09pm

Senin, 06 Januari 2014

Menunggu

setiap melihat burung, aku cemburu
kerena mereka terbang menjelajah dunia baru
tapi, aku tak perlu menjadi burung untuk itu
...
jalani dengan ikhlas dan penuh semangat (Gola Gong)

***
enak juga jaman sekarang, jaman yang tidak perlu menunggu berbulan-bulan untuk mendapat kabar. dengan hitungan secepat kilat, kabar dari seberang segera diterima. tidak perlu menunggu pak pos dengan jaket orange-nya dari balik jendela rumah.

dengan mudahnya akses informasi, kadang nilai informasinya menjadi sepele. tidak ada rasa haru dan gugup menunggu. akhirnya, semua menjadi biasa dan sangat biasa. tidak luar biasa.

menunggu dapat bernilai istimewa, jika yang ditunggu adalah sesuatu yang istimewa pula. istimewa karena yang di tunggu tau ada yang menunggu dan tidak ingin ditunggu oleh yang menunggu.
selanjutnya kemudahan informasi sebagai perekat komunikasi. tanpa perlu tunggu-tungguan.

menunggu juga bernilai kecewa jika yang ditunggu akhirnya tidak merasa ada yang menunggunya padahal yang ditunggu adalah istimewa bagi yang menunggu.

selanjutnya kemudahan akses informasi tidak bernilai apa-apa bagi yang ditunggu, dan sangat menyebalkan bagi yang menunggu : buat apa ada kemudahan jika ternyata malah menjadi tidak mudah.

lalu, gola gong mengingatkan dengan sebuah kalimat :
"Kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan"
disitulah makna dari ujian

*semoga kebahagiaan selalu menaungi kehidupan untuk kamu

---
Tulisan Lama.
May 21, 2010 at 3:47pm

Minggu, 29 Desember 2013

Buku: Edgar & Ellen "Rare Beasts"

  Edgar & Ellen
Si Kembar Nakal
"Rare Beasts"
Hewan Langka

Penulis: Charles Ogden
Penerbit Matahati, 2007
159 hal
Jakarta

---
Intro
Jadi Begini...

Ada banyak resolusi kawan-kawan saya yang beredar di group aplikasi whatsapp, salah satunya yang adalah membaca satu buku satu bulan.. hmm, sepertinya menarik!

ini adalah buku pertama yang saya selesaikan sampai KHATAM di akhir tahun ini.. haha
Biasanya semangat mengebu-gebu diawal... diawal gajian, diawal halaman dan diawal mood membaca... setelah itu...? gak semangat menyelesaikannya. dem!
Kenapa saya pilih buku ini untuk dibaca sampai KHATAM? Sederhana saja, karena buku ini tipis.
Untuk membiasakan sesuatu bukankah memulai dengan yang kecil dan mudah dulu? *pasang songkok*

---


Di sebuah kota Nod's Limbs ada sebuah kejadian yang meng-heboh-kan, semua binantang peliharaan anak-anak menghilang seketika. Ternyata Si Kembar Edgar & Ellen -tokoh utama- yang menculik semua binatang peliharaan tesebut dan melakukan "vermak" menjadi Hewan-hewan eksotik!

Sejak halaman pertama pada Bab Awalnya... Penulis sudah memberikan pondasi pada pembaca buku ini bagaimana nakalnya kedua tokoh utama dengan sebuah adegan di atas atap jembatan di malam hari.  

Saya membayangkan saya waktu kecil malam-malam duduk diatap Jembatan Ampera.

Penulis buku ini membawa saya terus pada adegan-adegan kelakukan bocah kembar yang badung, bangor, juga jorok di setiap halaman buku. Mungkin itu sebabnya, ketika pertama kali membuka buku ini pas di balik cover --penulis segera memberikan PERINGATAN:

Jika dihadapkan pada masalah yang penting dan sulit. 
Tanyakanlah pada dirimu, "Apa yang akan dilakukan oleh Edgar & Ellen?" 
Maka Kamu harus melakukan kebalikan dari apa yang mereka lakukan!

Sisanya... sila membaca saja!  :D

Saya sempat membolak-balik beberapa halaman, karena saya belum membiasakan lagi membaca buku. Beberapa kali saya lost dengan ceritanya, saya harus membaca halaman sebelumnya biar saya dapat menikmati cerita dari buku ini. Sekali lagi, disebabkan saya sedang membangun mood membaca lagi.

Agar bisa menikmati cerita absurd pengalaman si Kembar Nakal ini saran saya, buatlah jus jeruk dingin dan beberapa cemilan asin untuk menemani weekand kamu dalam membaca buku ini. 
Putar musik slow-rock agar mood baca kamu terpompa. Pilihlah waktu jam 10 pagi di balkon lantai atas rumah. Jangan lupa, pilih bulan Desember yak!

Salam.