Jadi begini, ada pertanyaan pagi di dalam kepala saya. Apa Nasionalis itu?
Sebagai pelajar adalah hal menyebalkan --bagi saya, ketika itu-- kegiatan senin pagi dan sabtu sore. UPACARA BENDERA. Saya harus jujur, saat itu pernah ngumpet di kantin atau beberapa kawan berpura-pura sakit bobok di UKS. Entah mengapa ketika itu malas sekali berdiri tegap dan hormat ketika Upacara Bendara. Selalu ada hal yang dilakukan untuk iseng dengan kawan. Saya atau mungkin sebagian besar kawan, memang hanya iseng saja. Saling bercanda. Bukannya kami tidak menghormati Negeri ini dengan ledah ledeh pas uapacara bendera.
Sesuatu yang dipaksakan memang memberikan banyak cara bagi remaja untuk membakar kebosanan paksaan itu. 'tul ga?
Hampir 12 tahun wajib belajar saya tidak merakan sesuatu yang fantastis ketika bernyanyi Indonesia Raya pas upacara. Apakah kawan-kawan juga merasakan hal serupa?
Hingga suatu pagi beberapa tahun setelah saya terakhir mengikuti upacara bendera, saya berdiri diatas ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut. Saya berdiri diatas sisa tenaga yang sudah terkuras ketika melakukan pendakian, malam sebelumnya. Di atas puncak Merbabu, Jawa Tengah, semangat hidup saya terisi kembali bersamaan saya membentangkan Sang Saka Merah Putih dengan kedua lengan saya yang bergetar. Menyanyikan dengan lantang Lagu Indonesia Raya. Hari itulah saya merasakan magic moment dari sebuah upacara bendera.
Padahal, kalo dipikir kembali, buat apa saya membentangkan Bendara Merah Putih dengan kedua lengan saya diatas puncak merbabu? Lah, Merbabu kan gunung di Indonesia. Buat apa saya menandai Merah Putih di gunung ini sedangkan Indonesia sudah lama merdeka. Entah, saya ingin saja. Gagah sepertinya :)
Saya pun sering melihat para pendaki gunung yang membentangkan dengan sangat bangga bendera Merah Putih di setiap dokumentasi pendakian mereka. Saya benar ga? hehe..
Adalah para backpaker Indonesia yang berkeliling Dunia dan mendokumentasikan perjalannya dengan foto bersama bendera Merah Putih. Sekarang, saya juga sering melihat para peserta kegiatan marathon yang diadakan di luar negeri. Perhatian semua foto-foto itu, mereka bangga membentangkan bendera Merah Putih.
Satu lagi deh.. pernah merasakan aura membara Gelora Bung Karno ketika pertandingan sepok bola melawan negara tetangga? Jujur saya belum pernah hehe.. Berdasarkan cerita beberapa kawan yang bernah mengalami ditambah cerita adik perempuan saya, katanya CADAS abis! Bahkan mereka menitikan air mata ketika satu GBK menyanyikan Indonesia Raya. Sudah pasti, seperti yang saya liat di tipi, ada bendera merah Putih segede-gede gaban.
so, apakah para pendaki gunung, para peserta marathon dan suporter sepak bola itu Nasionalis?
Apakah mereka pernah boring Upacara Bendera ketika mereka sekolah dulu?
Sekian.
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar