Belum genap tugas Sang Rembulan bertugas, hampir melewati sepertiga malam, saya dan rombongan sudah harus terjaga dan segera menuju dermaga. Berangkat menuju Gunung Krakatau dari Pulau Sebesi harus sepagi mungkin. Ada banyak suguhan alam yang ditawarkan. Tentunya saya tidak ingin melewatkan Sang Surya yang terbangun dan menyinari Semburat Jingga Pagi diatas badan Krakatau.
Nampaknya mesin kapal kami sudah lama panas. Saya hanya bisa melihat lampu kapal dan sedikit jalan dermaga. Dunia masih lelap dan kelam saat itu. Hanya sedikit sinar dari langit. Kemanakah bintang dan cahaya rembulan bermain malam itu? Semoga Nona Mendung tidak datang pagi ini. Doa saya dalam kantuk.
Tidak terlalu tinggi menuju puncak Gunung Krakatau sebenarnya. Tantangan yang ada adalah permukaan puncak gunung yang diselimuti oleh pasir. Tidak ada vegetasi yang hidup rimbun dan terik matahari membuat perjalanan menuju puncak gunung memberikan seni tersendiri. Puanase pool! :)
Jika ketika sekolah dasar kita diberitahu guru bahwa daerah gunung berapi mempunyai tanah yang subur dan gembur. Maka, akibat dari proses vulkanik gunung ini menyebabkan tumbuh suburnya biota laut terutama Terumbu Karangnya. Sayang saya ndak punya dokumentasi foto bawah air walaupun saya mencoba snorkling di perairan sekitar Gunung Anak Krakatau.
Pagi buta meninggalkan Pulau Sebesi |
Hampir dekat dengan Gunung Anak Krakatau |
SOP. Foto Narsis! :) |
Beberapa kapal dengan wisatawan lain |
Tepi Pantai Gunung Krakatau |
Menepi |
Menuju Puncak Gunung Krakatau |
Vegetasi yang berjuang hidup. Berjuang! |
Patok No.4 |
JEJAK |
Batuan Gunung Krakatau |
Ayo! Bisa! |
Couple |
Dan, Kami Berjanji! |
Vegetasi sekeliling Pantai Gunung Krakatau |
Menikmati Laut! |
Terimakasih |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar