Jadi Begini...
Keliling-keliling silaturahmi-tak-terlihat di beberapa blog sungguh menarik. Membaca beberapa catatan perjalanan mereka seperti menghisap saya masuk kedalam ceritanya. Aih.. Keren! Karena itu saya mencoba menulis di blog ini. Hanya saja sampai saat ini menulis saya masih belum percaya diri FULL. Indikatornya: saya malas baca-baca lagi tulisan-tulisan saya.. haha (kebayang orang lain yang baca tulisan saya).
Saya menulis karena pengen aja. Share dan sebenernya berlatih agar saya gak kagok menulis thesis kelak :)
Keliling-keliling silaturahmi-tak-terlihat di beberapa blog sungguh menarik. Membaca beberapa catatan perjalanan mereka seperti menghisap saya masuk kedalam ceritanya. Aih.. Keren! Karena itu saya mencoba menulis di blog ini. Hanya saja sampai saat ini menulis saya masih belum percaya diri FULL. Indikatornya: saya malas baca-baca lagi tulisan-tulisan saya.. haha (kebayang orang lain yang baca tulisan saya).
Saya menulis karena pengen aja. Share dan sebenernya berlatih agar saya gak kagok menulis thesis kelak :)
Baiklah.
Ceritanya saya pernah mengunjungi Museum Lobang Tambang Mbah Soero.
Lobang Tambang Mbah Soero merupakan sebuah lorong bawah tanah yang berada tepat di bawah perkampungan penduduk. Lobang Tambang Mbah Soero memiliki
lorong-lorong yang panjang diawali dari Kelurahan Tanah
Lapang hingga ke kantor DPRD. Artinya, lorong Lubang Tambang Mbah Soero ini
mencapai 1,5 km dengan kemiringan hampir 20 derajat.
Penambangan batu bara di Lobang Mbah Soero ini merupakan titik awal penambangan terbuka di Kota
Sawahlunto. Pembukaaan Lobang Mbah Soero dilakukan sejak tahun 1891 sedangkan
proses pembangunannya dilakukan pada tahun 1898.