gue punya sedikit pengalaman tentang konservasi penyu.
Ketika itu 2008 awal. gue ambil Kerja Praktek (UNDIP: Praktek Kerja Lapangan) di Taman Nasional Karimunjawa, Jawa Tengah. Setelah melalui berbagai macam centang parentang ganti judul dan diskusi yang alot dengan dosen dan orang balai, gue tertarik untuk mengamati konservasi penyu.
kenapa penyu?
karena enam dari 7 jenis penyu di dunia ada di Indonesia. dua diantaranya sering berseliweran di perairan Karimunjawa: Penyu Sisik dan Penyu Hijau. Kurang lebih 3 minggu gue di Karimunjawa. Selama itu pula gue belajar banyak tentang konservasi penyu disana. berikut cerita gue.
foto dari google |
Mari kita mulai dengan Penetasan Semi Alami.
Penetasan Semi Alami (PSA) adalah metode konservasi untuk mendapatkan survival rate telur menetas yang tinggi. secara teknisnya, mengambil telur penyu dari sarang alami dan dipindahkan ke sarang penetasan semi alami. dengan dipindahkannya telur tersebut, maka meminimalisir predator alami dari telur penyu tersebut: biawak, ular, tikus bahkan menjaga dari tangan-tangan usil manusia.
dari sarang alami, telur dimasukan ke dalam ember-ember bekas cat yang sudah dimodifikasi. bagian bawah ember di lubangi agar air tidak tertahan di dalam ember yang akan menyebabkan kebusukan telur. sebelum dimasukan telur, dasar ember sudah diisi setengah bagian dengan pasir di lokasi sarang alami. kemudian baru telur dimasukan yang selanjutnya ditimbun kembali dengan pasir.
ember-ember yang sudah terisi dengan telur kemudian di distribusikan ke PSA.
di PSA ember ember yang sudah berisi telur telur di pendam kembali atau di kubur di dalam pasir. lokasi PSA pun sudah dilokalisir. tertutup dengan jaring jaring kawat yang aman dari predator bilogi ataupun dari hujan dan panas terik.
selama telur-telur penyu di PSA, suhu sarang selalu dipantau oleh petugas taman nasional.
ketika telur penyu menetas menjadi tukik, biasanya tidak langsung diliris kelaut. namun di pindahlan kedalam kolam buatan dan rutin diberi makan. setelah dikira tukik tukik tersebut kuat di lepas kelaut, saat itulah tukik penyu mengadapi habitat aslinya.