Selasa, 28 Januari 2014

Lari Sore!

Akhirnya saya mencoba lari. Gangguan paling kuat yang menyebabkan saya terjerumus mencoba berlalri adalah dari seorang senior. Legendanya beliau ketika munggah gunung sambil berlari. Bukankah sesuatu hal yang keren, berlari ketika mendaki gunung dengan ransel besar di punggung?

Saya mengamati beliau dari facebook tentang hobinya ini. Bahkan, konon kabarnya beliau berlari mendaki gunung hanya kutangan saja dan tidak berkemah. Istilah kerennya Trail Running. Gila! menurut saya.

Mencoba berlari dengan kemampuan yang saya punya. Mengelilingi kampung tempat saya tinggal. Menguras cairan dalam tubuh dan benar-benar memaksa otot-otot tubuh yang sangat kaku ini untuk berolahraga. Tapi tak apalah, tidak ada salahnya saya mencoba.

Menahan hawa nafsu untuk mundur dari niat dan mampir sebentar di warung makan adalah yang saya rasakan. Sampai saya bertemu bocah-bocah umur Sekolah Dasar berenang bebas di kali yang keruh. Saya berhenti dan mengambil beberapa foto. Seru juga melihat suasana itu seperti melihat saya beberapa tahun ke belakang, mandi di empang dan pulang di omeli Ibu karena sekujur tubuh kotor dan basah.

Rabu, 22 Januari 2014

Ke Semarang

Begini ceritanya...

Saya pergi menuju Semarang dari Jatinangor, Sumedang. Pilihan moda yang menurut saya mudah adalah Bus karena saya pergi tanpa persiapan --walau bukan berati tanpa niat hehe..

Ada banyak agen bus yang mudah ditemui di pertigaan cileunyi. Pengalaman saya, selama perjalanan Jatinangor-Semarang Bus tidak "angkut" penumpang berdiri. Nyaman. Saya berangkat malam dan sampai Semarang ketika matahari sudah muncul di atas cakrawala. Hujan di bulan Januari sudah biasa dan kebetulan sehingga saya bisa turun Bus di Pintu Tol Tembalang-Undip.

Berjalan menuju Jalan Ngesrep kemudian tujuan saya adalah mengisi perut yang lapar karena perjalanan dan ditambah oleh dinginnya Tembalang oleh hujan di pagi hari. Pilihan saya adalah Kedai Bubur Ayam Pak Brewok yang memang sudah terkenal enak sejak jaman kuliah dulu. Kebetulan Lokasinya tidak jauh dari saya turun Bus.

Senin, 20 Januari 2014

Lobang Tambang Mbah Soero

Jadi Begini... 
Keliling-keliling silaturahmi-tak-terlihat di beberapa blog sungguh menarik. Membaca beberapa catatan perjalanan mereka seperti menghisap saya masuk kedalam ceritanya. Aih.. Keren! Karena itu saya mencoba menulis di blog ini. Hanya saja sampai saat ini menulis saya masih belum percaya diri FULL. Indikatornya: saya malas baca-baca lagi tulisan-tulisan saya.. haha (kebayang orang lain yang baca tulisan saya).

Saya menulis karena pengen aja. Share dan sebenernya berlatih agar saya gak kagok menulis thesis kelak :)


Baiklah.

Ceritanya saya pernah mengunjungi Museum Lobang Tambang Mbah Soero.
Lobang Tambang Mbah Soero merupakan sebuah lorong bawah tanah yang berada tepat di bawah perkampungan penduduk. Lobang Tambang Mbah Soero memiliki lorong-lorong yang panjang diawali dari Kelurahan Tanah Lapang hingga ke kantor DPRD. Artinya, lorong Lubang Tambang Mbah Soero ini mencapai 1,5 km dengan kemiringan hampir 20 derajat. 

Penambangan batu bara di Lobang Mbah Soero ini merupakan titik awal penambangan terbuka di Kota Sawahlunto. Pembukaaan Lobang Mbah Soero dilakukan sejak tahun 1891 sedangkan proses pembangunannya dilakukan pada tahun 1898.

Senin, 13 Januari 2014

Kumaha Aing!

Jadi begini..

Saya sadar kalo saya pemalu. Label "pendiem" sudah biasa disematkan kepada saya. Padahal saya itu pemerhati yang baik loh. haha

Sulit pula untuk ikut "masuk" dalam obrolan kawan-kawan baru. Tapi, saya mencoba untuk tidak terlalu kaku dan mencoba pula berbagi cerita yang saya punya. Walo kadang masih ada perasaan canggung ketika saya memulai bercerita terutama ketika beberapa pasang mata mulai memperhatikan saya. Kadang membuat cerita saya mulai menari poco-poco gak karuan.

Saat ini saya sedang senang bercerita dengan foto. Lebih aman. Saya biarkan saja orang melihat dan menilai foto saya seperti apa. Nah! Masalahnya... Ketika mulai banyak yang kasih komentar, saya masuk kedalam dua dunia:
pertama--> gatal menekan rana, share di socmed. semangat dan happy.
kedua--> saya gemeteran untuk menekan layar sentuh ponsel sambil memikirkan balasan komentar seperti apa yang harus saya berikan haha..

Intinya saya senenang mengambil gambar dengan ponsel saya saat ini kemudian berbagi foto tersebut di akun Instagram saya. Kemudian saya teringat kata-kata Feri Latif salah seorang PhotoJurnalis Kompas: Kamera Aing! Kumaha Aing!

Berikut beberapa foto saya.
Selamat menikmati.
Salam.


Bandung!

Kamis, 09 Januari 2014

Surat Untuk Hujan

: tolong sms saya jika kau turun hari ini.

jika kau sempat kirimkan juga jadwal mu ke email saya, lengkap dengan lima (5) katagori :
hujan gerimis,
hujan lebat,
hujan angin,
hujan dari samping
dan hujan dengan air dari bawah

saya hanya ingin cocokan jadwal dengan beberapa kawan agar bisa saya nikmati hujan mu, pelangi dan senja.

eniwei, semalam sang petir cukup perkasa mengoyak nyali, sampaikan salam saya.
maturnuwun

---
March 24, 2010 at 4:16pm

Rabu, 08 Januari 2014

Mata Air Mata Kehidupan

ini bukan sekedar Roket. juga bukan tentang sepatu kaca yang sempat tertinggal.
tidak pula apel merah ranum yang membuat tidur.

Ini sebuah mata air mata kehidupan.

mata air mata kehidupan (kadang) mengalir dengan diam-diam di samping tembok kamar tertutup.
mata air mata kehidupan penyangga kehidupan lainnya. Kehidupan Semesta.
mengalir dari mata air yang suci untuk sebuah masa depan. penuh cinta,penuh kasih sayang.

ini tentang mata-air air-mata kehidupan.

tentang seorang wanita.
seorang istri dan ibu dari anak-anak.

air mata yang mengalir menjadi mata air yang kapan pun bisa mencurahkan hati beliau -walau kita tidak pernah tahu-

"Aku Cinta dengan Sangat, Ibu!"

[setelah baca sebuah tulisan berjudul "mengapa Ibu menangis?" dan apa yang terjadi sore tadi]

---
July 5, 2009 at 2:09am


Selamat Datang Penghujan

di ujung gang sudah menunggu, para komplotan bersarung hijau. hanya segaris mata yang terlihat. seluruh mukanya tertutup, hidung dan mulutnya tersembunyi rapat-rapat. seperti belati tajam yang tersembunyi di balik jubah hitam pekat itu.

langit senja hampir menghitam di angkasa, menjelang bedug adzan magrib. sesekali kelalawar keluar dari goa yang berada tak jauh dari ujung gang itu. komplotan bersarung masih menunggu. entah siapa yang ditunggu. sesekali percikan api kecil-kecil tampak sekilas dari seberang ujung gang. asap mengepul ke udara menghilang dan ke utara terbawa angin mendung.

angin malam tiba perlahan sejak sendal terakhir meninggalkan tangga masjid. hari sudah lepas isya. mic dan toa masjid sudah di gembok ganda. tromol masjid dikuras, dihitung dicatat dan disimpan baik-baik.

malam sudah pekat, kabut turun sangat cepat. dan, segera hujan. deras.
sesekali masih tampak asap kecil berusaha keras mengepul ke udara melawan tetes hujan. malam itu hujan dan angin.

---
Tulisan Lama: October 24, 2011 at 11:09pm

Senin, 06 Januari 2014

Menunggu

setiap melihat burung, aku cemburu
kerena mereka terbang menjelajah dunia baru
tapi, aku tak perlu menjadi burung untuk itu
...
jalani dengan ikhlas dan penuh semangat (Gola Gong)

***
enak juga jaman sekarang, jaman yang tidak perlu menunggu berbulan-bulan untuk mendapat kabar. dengan hitungan secepat kilat, kabar dari seberang segera diterima. tidak perlu menunggu pak pos dengan jaket orange-nya dari balik jendela rumah.

dengan mudahnya akses informasi, kadang nilai informasinya menjadi sepele. tidak ada rasa haru dan gugup menunggu. akhirnya, semua menjadi biasa dan sangat biasa. tidak luar biasa.

menunggu dapat bernilai istimewa, jika yang ditunggu adalah sesuatu yang istimewa pula. istimewa karena yang di tunggu tau ada yang menunggu dan tidak ingin ditunggu oleh yang menunggu.
selanjutnya kemudahan informasi sebagai perekat komunikasi. tanpa perlu tunggu-tungguan.

menunggu juga bernilai kecewa jika yang ditunggu akhirnya tidak merasa ada yang menunggunya padahal yang ditunggu adalah istimewa bagi yang menunggu.

selanjutnya kemudahan akses informasi tidak bernilai apa-apa bagi yang ditunggu, dan sangat menyebalkan bagi yang menunggu : buat apa ada kemudahan jika ternyata malah menjadi tidak mudah.

lalu, gola gong mengingatkan dengan sebuah kalimat :
"Kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan"
disitulah makna dari ujian

*semoga kebahagiaan selalu menaungi kehidupan untuk kamu

---
Tulisan Lama.
May 21, 2010 at 3:47pm

Kamis, 02 Januari 2014

BELAJAR SLOW SPEED

Jadi Begini...

Ketika itu saya tidak sengaja melihat TL Marrysa Tunjung Sari (@poeticpicture), seorang fotografer, ngajak belajar fotografi gratis... tis... tis. Kamera dipinjemin, transport ditanggung, dapat makan siang free pulak. Kira-kira awal tahun 2013 kejadiannya. Temanya: Slow Speed. Lokasi di sebuah curug yang namanya saya rahasiakan sebab saya lupa.

dan, sekarang?
Foto Slow Speed saya tidak bertambah sebiji pun. #curcol

Gile..

Udah setahun saja.

berikut hasil belajar saya setahun yang lalu