Senin, 24 Agustus 2015

Facebook dan Catatan Harian

Pernah sangat getolnya saya update status di facebook.

Adalah ketika masa kuliah, ada kebanggaan yang penuh apabila bisa menulis status "keren". Jikapun ingin marah kepada dosen yang saya anggap mempersulit skripsi maka saya berusaha dengan sangat elegan misuh-misuh. Entah kutap-kutip kutipan sana-sini.

Jika nona cupit menusuk-nusuk sisi romantis saya, maka saya mengutip sebuah puisi dan sekuat tenaga update status dengan menjadikan timeline sebagai taman bunga nan indah dan wangi.

Jika jiwa kepetualangan saya membuncah-buncah, saya mengutip Soe Hok Gie.

Saya update status maka saya ada!

Ketika kelar membaca sebuah buku, maka tugas akhir saya adalah mencari kutipan yang cihuy.

Hingga akhirnya saya bosan. Malu.

Saya pun jarang update status. Intinya, saya tidak mau bergalau-ria di Timeline namun juga malu kalo sok pinter. Entahlah.

Hari ini saya jalan-jalan di taman Timeline saya. Tertawa sendiri melihat kelakukan saya tersebut diatas. Aneh. Ada beberapa kebiasaan yang dulu saya lakukan dan sekarang seperti menguap ke langit. Ada beberapa status yang ambigu, saya yakin sekali itu semacam kode-kodean. Membaca status yang isinya berbalas komentar-komentar dengan seorang kawan.

Facebook adalah catatan harian. Entah sampai kapan kuat bertahan. Saya temukan sebuah tembang bagus yang pernah saya share di facebook saya. Katjie & Piering ~ Zsa Zsa Zsu (RNRM Cover)


Selasa, 18 Agustus 2015

Konvoi Pantai Sawarna

 Jadi begini...

Saya lebih senang menggunakan istilah konvoi daripada touring. Suka aja.

14 Agustus kemarin saya berkesempatan untuk konvoi menggunakan motor. Satu orang membawa satu motor. Total peserta konvoi 9 orang. Sejatinya sejak masa kuliah, saya adalah boncengers. Saya lebih pede menjadi boncengers dibanding sebagai riders. Beberapa kesempatan konvoi atau perjalanan jauh saya memang "terpaksa" menjadi joki motor, itu untuk keperluan penting saja.

Konvoi 14 Agustus kemarin juga menjadi perjalanan perdana saya sebagai pengendara motor kopling. Saya bawa motor CB150R pabrikan Honda. Seru.

Tepat pukul 20.00 kami berangkat dari Jakarta Timur. Melaju menuju Bogor, kemudian belok kearah Sukabumi di Ciawi. Ciawi sampai Cibadak jalan sangat bagus, relatif bagus. Dominan bagus. Ada jalan jelek sedikit saja diperbaikan jembatan sebelum Lido. Jalan juga tidak terlalu ramai, analisa sotoy saya adalah para pelancong baru berangkat keesokan harinya. Sabtu, 15 Agustus.

Alhamdulillah tidak banyak hambatan, hanya sempat diberhentikan oleh oktum petugas yang meminta retribusi ketika masuk Pelabuhan Ratu.

Kota Pelabuhan Ratu dini hari gersang pom bensin, tidak buka 24 jam. Jangan khawatir banyak pedagang bensin eceran bertebaran. Warung kopi juga masih banyak yang buka di sepanjang perjalanan. Sampai Cisolok jalan masih mulus tapi memasuki kawasan Sawarna jalan jelek berbatu dan menanjak-menurun. Harus hati-hati.

Beruntung kami yang konvoi dari Jakarta berangkat malam dan sudah booking kamar penginapan dahulu, long weekend pelancong yang ke Sawarna bejubel-jubel. Apalagi bagi kami yang mengendarai motor, badan sudah pegel-pegel akan kerepotan jika harus cari-cari penginapan dini hari buta begitu. Walaupun tak perlu risau, Sawarna adalah kota wisata yang masyarakatnya sudah siap. Pukul 3 pagi banyak warga yang standby menawarkan penginapan kok.

Jembatan Gantung, Legon Pari, Karang Taraje, Goa Lalay, Tanjung Layar adalah spot wisata yang wajib di kunjungi selama di Sawarna. 

Makanan di Penginapan uenak tenan! Mungkin karena riang-gembira dan keasikan bersuka-cita membuat perut mudah lapar sehingga makan jadi lahap.

Kami banyak bertemu kawan-kawan lain yang juga konvoi motor, selidik punya selidik jika jalur Jakarta-Serang-Rangkas Bitung-Sawarna jalur jelek. Perjalanan pulang Jakarta kami memilih via Cikidang. Selepas sarapan 16 Agustus. 

Cikidang adalah jalur alternatif Cibadak-Pelabuhan Ratu. Jalan gokil menanjak dan nurun juga belok-belok. Google Maps bilang bahwa jalur Cikidang bisa menghemat 20km. Pengalaman saya, banyak perbaikan jembatan. Sedikit kurang seru, karena moment 17an, banyak warga yang tiba-tiba menghadang tengah jalan kemudian maksa jualan bendera merah-putih.

Ternyata bagi saya yang amatir ini, perjalanan malam mata lebih fokus dan tidak terganggu kosentrasi oleh teriknya matahari. Perjalanan siang kami banyak bertemu dengan titik-titik kemacetan. Ditambah rombongan bus para abdi negara yang memakai jasa Patwal.

Jadi itulah cerita saya.
Terimakasih.












Selasa, 11 Agustus 2015

Ragunan, Kebun Binatang

Kapan terakhir main ke Kebun Binatang Ragunan?
Sudah lama tentunya...

Entah kenapa saya rindu sekali melancong ke Ragunan. Sila tertawakan saya jika kita tuan dan puan bilang saya merindukan monyet-monyet Ragunan. hehe

Ragunan itu semacam teko ajaib, yang mengantarkan saya pada kenangan kenangan masa kecil. Repot bersama keluarga naik angkot ber-5. Berpanas-panas ria menuju Ragunan. Orangtua membawa gembolan besar seperti makan siang, susu untuk adik-adik saya dan perkakas untuk baju salin. Ya, saya tumbuh dan berkembang di pinggir Ibukota. Ragunan adalah spot alami bagi keluarga-keluarga kecil di tempat saya tumbuh.

Datanglah tanpa berkendaraan pribadi. Naik KRL turun di Stasiun Lenteng Agung (LA). Jalan kaki sedikit menuju Pasar Lenteng Agung. Jalanan menuju Pasar Lenteng Agung dari Stasiun LA, agak melereng dan sedikit mendaki, tapi disanalah Angkot M17 ngetem. Memang banyak angkot menuju Ragunan dari Staiun LA, tapi sebagian besar me-rute dengan muter-muter. Angkot M17 tidak, langsung sampai menuju Pintu Timur Ragunan.

Apa saja yang ada di Ragunan? Tentu hewan-hewan yang jika ijinkan saya untuk bercuriga adalah dominan dengan hewan yang sama ketika saya masih di TK dahulu. Harga tiket masuk Rp. 4.500. Jika banyak rejeki, sebaiknya tidak perlu membawa banyak bekal. Banyak pedagang menjaja makanan di Kawasan ini.


 





Senin, 10 Agustus 2015

Pesan Malam

Jadi begini...

Pesan malam itu saya terima. Sebuah group chatting, kita sebut saya Group Watsap. Ingat betul saya ketika itu saya sedang puyeng memikirkan uang spp. Singkat cerita saya mendapat tawaran untuk bantu tim dokumentasi Kelas Inspirasi Bekasi 2. Lucu sik, saya tidak mendaftarkan diri sebagai relawan panitia KI Bekasi 2. Saya ikut jadi relawan panitia KI Bekasi 1 dan ketika KI Bekasi 2 saya mau fokus kuliah.

Lalu.
Bikin Desain Flyer?
lah, Siapa saya? desain bukan alam habitat saya. Ya, keseharian saya berkutat dengan grafik dan peta tapikan saya seorang operator pengolah citra satelit dengan basemap dan layout yang sudah tersedia.

Namun, Kelas Inspirasi adalah sebuah kegiatan ke-relawan-an juga sepertinya menarik menjajal diri dengan suatu yang baru. Kapan lagi? Maka, Saya terima. Rela.

Betul-betul saya kelimpungan diawal, sebab secara teknis saya tidak paham desain. Apalah itu photosop ataupun corel? Bagaimana dengan spp yang harus dibayar #eh. hayah! *curcol*

Saya tidak bilang desain saya bagus, hanya tadi saya menemukan gambar-gambar ini di https://photos.google.com/ bikin saya cangar-cengir sendiri. Gambar-gambar ini dishare akun twitter https://twitter.com/KI_Bekasi

Gembira rasanya. Tekniknya benar-benar sederhana. Saya nya aja yang ribet. Karena pengalaman pertama.

Foto sebagai bahan dasar, trus di tempal-tempel tulisan sana-sini. Macam orang buat "meme". Sesimple itu, tapi buat saya sejuta rasanya. :)

Ijinkan saya share beberapa flyer yang saya buat, tentu foto-foto sebagai bahan desain bukan milik saya, dipakai untuk kepentingan Kelas Inspirasi.








Kamis, 29 Januari 2015

Ngeblog

keasikan baru saya saat ini adalag ngeblog. baca blog orang. baca buku dan mereview. sialnya, ketika membuka blog baru, yang saya lakukan melulu adalah bolak-balik gonta-ganti tema blog, setting-setting, dan ngeliat mulu isi blog yang baru seiprit. merasa banyak yang kurang dan harus segera dibenerin. kurang kerjaan hah haha..

butet, seniman dari jogja, pernah menulis tentang sebuah karya. karya menurut butet, berdasarkan pemahaman saya, seperti sebuah proses pencernaan. ketika karya sudah dikeluarkan, layaknya hasil sekresi yang memang harus dikeluarkan. dan, udah gak perlu lagi kita mengamati bagaimana hasil sekresi kita. karya adalah sebuah hasil dari proses, yang sebagai manusia memang harus dikeluarkan. sesegera mungkin, kalo ditahan menjadi penyakit.

mengeluarkan karya, pada jaman saat ini bisa dilakukan dimana saja. salah satunya, blog. hasil sekresi manusia tidak perlu dipublikasikan besar-besaran. yang penting dikeluarkan. jadi, saya tidak perlu malu jika tidak banyak yang komen di blog ini.

jadi begitu..

Sabtu, 24 Januari 2015

Film: Ponyo

Ponyo. Film ke-2 garapan Studio Ghibli yang saya tonton tadi pagi. Tentunya sebelum Ponyo saya sudah menonton Pororo yang legenda itu. Nonton Ponyo dan Pororo entah mengapa mengingatkan saya pada kartun pagi tahun 1990an, "Remi". Khasanah film kartun jepang saya mentok di doraemon, shinchan dan dragon ball, setelah itu saya tidak pernah menonton film kartun. Bahkan One Piece saja saya cukup sampai komiknya, tidak filmnya. Atau, yang lagi nge-hip film Saint Seiya yang saya kira film orang --- seperti filmnya Samurai X--- 30 menit pertama saya sudah malas melanjutkan.

Model film Ponyo ini sangat baru buat saya. Tentang anak ikan (lebih menyerupai ubur-ubur sebenernya) yang ajaib mandraguna tiba-tiba pengen jadi manusia karena suka sama anak manusia beneran, nama Sasuke. Nambah ajaibnya, ternyata Ponyo --- anak ikan tadi --- adalah anak kandung dari persilangan Manusia dan Ikan (semacam dewi samudera gitu). Semakin ajaibnya adalah, orangtua Sasuke dan Ponyo membuat kesepakatan akan menjodohkan anak-anak mereka yang baru usia 5 tahun. Dengan konseksuensi, kekuatan ajaib akan hilang setelah Ponyo menjadi manusia seutuhnya. Di film ini, salah satu keajaiban Ponyo yang berbentuk ubur-ubur itu bisa membuat kaki dan tangan sendiri. Salah dua keajaiban Ponyo juga bisa bikin tsunami yang maha dasyat.

Hah hahaha..

Saya katrok memang. Sok dipikir dan protes saja. Tapi, ini kan film kartu. Imajinasi tanpa batas. Segmen film kartun anak kecil yang masih berfantasi. Selain muka bapak Ponyo yang asem banget, semua karakter di film ini mukanya sangat lucu. Ada beberapa pesan moral yang disampaikan dalam film ini, diantaranya: menerima seseorang atas masa lalunya, ibu yang baik selalu terlihat lebih hebat dari bapaknya, isteri yang lemah lembut itu menyenangkan walau muka suami asem tenan hhehe..

Film ini mengingatkan saya dengan fantasi kecil saya yang bisa berenang di depan kali kampung saya, sambil menaikin ikan sapu-sapu berdasi kupu-kupu.

Saya yang norak pun kaget kenapa ketika googling gambar ponyo ada label disney nya dengan pengisi suara artis holiwut. Film yang saya nonton berbahasa jepang. Entahlah. Begini cerita saya...


Pengolah Data dan Film

Menonton sebuah film bahkan bisa beberapa saat saya mengolah data adalah kegiatan yang menurut saya paling benar saya kerjakan. Saya saat ini adalah operator pengolah data citra satelit harian. Data harian yang diterima berjumlah 4 data sebesar lebih dari 1GB satu datanya. Spek komputer yang belum begitu high-tech menyebabkan waktu pengolahan cukup lama. Sembari loading proses pengolahan data, saya menonton. Sungguh ini adalah hal yang biasa dilakukan oleh rekan kerja saya. Apalagi sudah dan sedang dalam R&D pengolahan dengan otomatisasi.

Mengerjakan pengolahan dan sambil menonton memang memperberat kerja komputer saya, namun dibandingkan membaca buku dengan menonton membuat saya tetap fokus pada layar komputer. Beberapa film yang saya tonton hampir sebagian besar rekomendasi dan pemberian dari kawan kerja. 

Saya pikir boleh juga saya review. Gada salahnya kan? Begitulah...

Jumat, 23 Januari 2015

TENTANG JAGOAN

1.

pagi yang berkeringat di sekitar ui, depok, saya dan kawan makinun berdiskusi panjang. tentang niat kami untuk membuat sebuah usaha, yang kami sangat paham usaha itu akan kami mulai dari modal kecil. ribuan konsep kami gelontorkan dari sukma masing-masing. berbatang rokok kami hisap hampir tak berjeda. sial memang karena kami berdua paham merokok setelah olahraga sangat tidak baik.

2.

siang yang sangat panas, kami --saya dan makinun-- meminum kopi panas di sebuah warung kopi entah berantah, saya lupa. ide dan pengalaman kami taruh dalam wadah yang sama, ada kecoak ada puntung rokok dan beberapa kata sumpah serapah. dalam bersahabat kami sangat cocok satu sama lain, namun dalam konsep berusaha, saya dan makinun, adalah muruh perang yang sangat akrab.

3.

malam itu bersama nyamuk-nyamuk nakal, kopi yang sudah dingin tanpa gula sama sekali, bunyi kipas yang sudah sangat renta sungguh berisik, saya dan makinun bersemangat bercerita tentang usaha yang berjualan di online media. kami saling menceritakan kisah sukses orang yang berbisnis di online media.


muncul brewok, membagi pengalaman hidup dan memberikan "jalan" agar kami keluar dari lika-liku kehidupan bisnis di alam ide. kami mulai dengan berjualan jersey. membagi tugas satu sama lain, dan dipilih media facebook dengan nama omtipank jersey. bergabungnya brew bersama kami, jadikan kami memberanikan diri dengan menyebut sebagai "jagoan" kemudian membuat group whatsapp dengan nama yang sama.




Kamis, 22 Januari 2015

Ide

mungkin saya bisa menuliskan foto-foto dari instagram saya di blog ini. menceritakan tentang ilmu yang baru saya dalami sejak dua tahun terakhir ini. tentang cerita nyamuk yang lupa melakukan keluarga berencana. atau cerita tentang menuju sehat dengan berolahraga. blogger atau wordpress sama aja yang penting saya mau menulis. em.. gada salahnya di biasakan lagi.

Halo... Mr. Roald Dahl

Tahun ini, seperti tiba-tiba saya menyukai Telur Dadar Kecap dikasih irisan Cabe Rawit, Saya juga sedang menyukai buku fabel bahasa Inggris. Tepat sekali ketika saya mempunyai kawan yang sepertinya cukup aktif di dunia blogger, si nona opat, meminjamkan saya 3 buku karya Roald Dahl.

Ketiga buku yang dipinjamkan, buku didalam foto ini pertama kali saya baca. alasannya karena paling tipis diantara yang lain.

Banyak alasan yang tiba-tiba membuat saya tidak kelar juga menamatkan buku ini. Karena tiba-tiba saya mendapatkan surat yang bisa digunakan untuk membantu thesis saya.

Kebacot janji untuk posting tentang buku-buku yang dipinjamkan nona opat, maka saya "pamer" saja dulu. Sekalian menuh-menuhin blog lagi yang sudah lama gak saya isi. Terimakasih. Begitulah ceritanya. Salam.

Jumat, 02 Januari 2015

2015

ini salah satu foto dan pengalaman terbaik saya di 2014. semoga berkah tahun ini. salam