Saya lebih senang menggunakan istilah konvoi daripada touring. Suka aja.
14 Agustus kemarin saya berkesempatan untuk konvoi menggunakan motor. Satu orang membawa satu motor. Total peserta konvoi 9 orang. Sejatinya sejak masa kuliah, saya adalah boncengers. Saya lebih pede menjadi boncengers dibanding sebagai riders. Beberapa kesempatan konvoi atau perjalanan jauh saya memang "terpaksa" menjadi joki motor, itu untuk keperluan penting saja.
Konvoi 14 Agustus kemarin juga menjadi perjalanan perdana saya sebagai pengendara motor kopling. Saya bawa motor CB150R pabrikan Honda. Seru.
Tepat pukul 20.00 kami berangkat dari Jakarta Timur. Melaju menuju Bogor, kemudian belok kearah Sukabumi di Ciawi. Ciawi sampai Cibadak jalan sangat bagus, relatif bagus. Dominan bagus. Ada jalan jelek sedikit saja diperbaikan jembatan sebelum Lido. Jalan juga tidak terlalu ramai, analisa sotoy saya adalah para pelancong baru berangkat keesokan harinya. Sabtu, 15 Agustus.
Alhamdulillah tidak banyak hambatan, hanya sempat diberhentikan oleh oktum petugas yang meminta retribusi ketika masuk Pelabuhan Ratu.
Kota Pelabuhan Ratu dini hari gersang pom bensin, tidak buka 24 jam. Jangan khawatir banyak pedagang bensin eceran bertebaran. Warung kopi juga masih banyak yang buka di sepanjang perjalanan. Sampai Cisolok jalan masih mulus tapi memasuki kawasan Sawarna jalan jelek berbatu dan menanjak-menurun. Harus hati-hati.
Beruntung kami yang konvoi dari Jakarta berangkat malam dan sudah booking kamar penginapan dahulu, long weekend pelancong yang ke Sawarna bejubel-jubel. Apalagi bagi kami yang mengendarai motor, badan sudah pegel-pegel akan kerepotan jika harus cari-cari penginapan dini hari buta begitu. Walaupun tak perlu risau, Sawarna adalah kota wisata yang masyarakatnya sudah siap. Pukul 3 pagi banyak warga yang standby menawarkan penginapan kok.
Jembatan Gantung, Legon Pari, Karang Taraje, Goa Lalay, Tanjung Layar adalah spot wisata yang wajib di kunjungi selama di Sawarna.
Makanan di Penginapan uenak tenan! Mungkin karena riang-gembira dan keasikan bersuka-cita membuat perut mudah lapar sehingga makan jadi lahap.
Kami banyak bertemu kawan-kawan lain yang juga konvoi motor, selidik punya selidik jika jalur Jakarta-Serang-Rangkas Bitung-Sawarna jalur jelek. Perjalanan pulang Jakarta kami memilih via Cikidang. Selepas sarapan 16 Agustus.
Cikidang adalah jalur alternatif Cibadak-Pelabuhan Ratu. Jalan gokil menanjak dan nurun juga belok-belok. Google Maps bilang bahwa jalur Cikidang bisa menghemat 20km. Pengalaman saya, banyak perbaikan jembatan. Sedikit kurang seru, karena moment 17an, banyak warga yang tiba-tiba menghadang tengah jalan kemudian maksa jualan bendera merah-putih.
Ternyata bagi saya yang amatir ini, perjalanan malam mata lebih fokus dan tidak terganggu kosentrasi oleh teriknya matahari. Perjalanan siang kami banyak bertemu dengan titik-titik kemacetan. Ditambah rombongan bus para abdi negara yang memakai jasa Patwal.
Jadi itulah cerita saya.
Terimakasih.